Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Namanya Dijadikan Nama Jalan di Pusat Kota Padang Sidempuan, Siapa Sebenarnya Patrice Lumumba?

 


Namanya pernah dijadikan nama suatu jalan di daerah Gunungsahari, Jakarta, oleh Soekarno sebagai tanda solidaritas negara-negara Asia-Afrika. Namun, pada masa Orde Baru nama jalan ini diganti menjadi Jalan Angkasa, karena Patrice Lumumba dianggap beraliran kiri. Sekarang Namanya masih dijadikan Nama Jalan Di Kota Surabaya, Kota Padangsidempuan & Kota Medan

Di kota Padang Sidempuan sendiri nama Patrice Lumumba hingga kini masih eksis. Masyarakat Padang Sidempuan sendiri tentu sudah familiar dong dengan jalan ini? Jalan Patrice Lumumba terletak di pusat kota Padang Sidempuan, tepatnya di seberang Kantor Walikota Padang Sidempuan. Tapi, siapa sih sebenarnya sosok Patrice Lumumba itu? 

Untuk kamu yang belum tau nih, Patrice Lumumba merupakan seorang Pemimpin Perjuangan Kemerdekaan negara Kongo yang terletak di benua Afrika. Bisa dikatakan bahwa Patrice Lumumba itu merupakan bapak bangsa Kongo karena menjadi tokoh penting dalam gerakan kemerdekaan Kongo dari jajahan Belgia.

 

Patrice Lumumba


Patrice Lumumba lahir di Desa Onalua, Katakokombe, Kongo pada 3 Juli 1925. Patrice Emery Lumumba kedepannya menjadi tokoh yang getol menyerukan visi nasionalisme lintas-etnis dan lintas golongan sebagai fondasi negara, yang mula-mula perlu diperjuangkan untuk Kongo merdeka.

Karena sikapnya yang anti imperialis dan anti kolonialis Patrice Lumumba kerap keluar masuk penjara. Jeruji besi justru kian mengeraskan sikap anti-imperialisme dalam dada Lumumba. Lumumba mendirikan Partai Mouvement National Congolais (MNC) pada awal Oktober 1958, atau tak lama setelah bebas. La segera menempati posisi sebagai ketua partai.

Orang-orang juga tertarik dengan gagasan Pan-Afrikanisme yang dibawa Lumumba. Pada Desember 1958 ia menghadiri Konferensi Rakyat Seluruh Afrika pertama di Accra, Ghana, di mana ia bertemu dengan para nasionalis dari seluruh benua. Keinginan untuk merdeka makin tak terbendung.

Setahun setelahnya pemerintah Belgia mengumumkan program menuju kemerdekaan Kongo mula-mula menyelenggarakan pemilihan lokal pada 1959. Lumumba dan kaum nasionalis lain menganggapnya sebagai taktik Belgia untuk menaikkan pemimpin boneka yang nantinya tidak pro-rakyat, tapi pro kepentingan Belgia. Mereka kemudian menyerukan boikot pemilu.

Pemerintah Belgia menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar di Brussel pada Januari 1960 untuk mendiskusikan nasib Kongo. MNC diundang, tapi menolak datang tanpa kehadiran Lumumba. Lumumba dibebaskan dari penjara kemudian diterbangkan ke Brussel. Hasilnya menggembirakan: Kongo akan merdeka pada 30 Juni 1960.

Kisah perjuangan Patrice Lumumba hingga kini tetap harum didunia Internasional. Hingga di Indonesia sendiri, namanya ditabalkan menjadi nama jalan dibeberapa kota, salah satunya di kota Padang Sidempuan.

Patrice Lumumba adalah Perdana Menteri pertama Kongo yang dipilih secara demokratis, setelah membantu proses kemerdekaan negara itu dari Belgia pada Juni 1960. Sepuluh minggu kemudian, pemerintahan Lumumba dijatuhkan pada kudeta Krisis Kongo. Ia kemudian dipenjara dan dibunuh secara kontroversial pada Januari 1961.

Ludo De Witte menceritakan kematian Lumumba dengan tragis. Pada malam hari 17 Januari 1961, Lumumba dipindah ke sebuah tempat sepi di mana sudah ada tiga regu tembak. Riwayat Lumumba berakhir di moncong senjata. Kekejaman eksekutor belum berakhir. Mereka lalu memotong-motong jenazah Lumumba, dilarutkan di asam sulfat, dan mengubur tulang-belulang seadanya.

Lumumba, sang bapak bangsa, praktis hanya sempat memimpin negara yang dimerdekakannya selama 3 bulan saja. Setelah itu ia menjadi korban elite-elite yang buta oleh kekuasaan serta menjalin kongsi dengan pihak asing.


#tokoh

Posting Komentar untuk "Namanya Dijadikan Nama Jalan di Pusat Kota Padang Sidempuan, Siapa Sebenarnya Patrice Lumumba?"