Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alboin Hutabarat; Penerbang Asal Padang Sidempuan Yang Hilang Dalam Misi Dwikora

Mayor (Pnb) Alboin Hutabarat merupakan seorang penerbang yang berasal dari kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Alboin Hutabarat adalah salah satu penerbang yang turut terjun pada masa konfrontasi Dwikora (Dwi Komando Rakyat) yang diganyangkan Bung Karno pada tahun 1960-an. Dwikora atau Dwi Komando Rakyat adalah komando dari Presiden Soekarno yang dilakukan sebagai bentuk konfrontasi terhadap Malaysia. Komando yang diserukan oleh Presiden Soekarno yang dikenal dengan dwi komando rakyat atau Dwikora ini terjadi karena beliau khawatir pembuatan negara Malaya merupakan tindąk imperialisme dan penjajahan neokolonialisme. Dalam hal ini operasi-operasi militer terus dilakukan oleh Indonesia ke kawasan Kalimantan Utara.
Pada masa konfrontasi Dwikora tahun 1964 Alboin Hutabarat ditugaskan menjadi Co-pilot Hercules C-130B berkode ekor T-1307, sementara yang menjadi pilot pesawat tersebut ialah Djalaludin Tantu (Nama Djalaludin Tantu kini ditabalkan menjadi nama bandara di Gorontalo). pada 2 September 1964 mereka ditugaskan ke perbatasan Kalimantan Barat- Sarawak untuk mendukung Operasi Antasari, menerbangkan Hercules C-130B berkode ekor T-1307 untuk menerjunkan pasukan PGT yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Udara Soegiri Soekani. Pesawat Hercules T-1307 tersebut diawaki delapan orang, yaitu: 1. Djalauddin Tantu (Pilot) 2. Kapten Udara (Pnb) Aboin Hutabarat (Co-pilot) 3. Mayor Udara Juamardi (Navigator) 4. Kapten Udara Suroso 5. Letnan Udara Satu Sukarno 6. Letnan Muda UdaraI Sabil 7. Letnan Muda UdaraI Sutopo 8. Letnan Muda Udara II M. Rukmana Setelah operasi tersebut selesai, dari 3 pesawat Hercules yang dikirim ke garis depan, hanya 2 pesawat yg berhasil kembali ke pangkalan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat T-1307 dinyatakan hilang kontak dan diperkirakan tercebur ke laut di sekitar perairan Selat Karimata akibat terbang rendah dalam upaya menghindari tangkapan radar lawan. Menurut salah satu sumber yang belum bisa dikonfirmasi, pesawat tersebut jatuh ditembak oleh pesawat Gloster Javelin RAF (AU Inggris) yg mendukung pasukan Federasi Malaysia di front Borneo Utara. Informasi ini masih disangkal oleh pihak RAF sampai saat ini, karena secara resmi RAF dan Angkatan Bersenjata Inggris tidak terlibat dalam konfik ini, meskipun ada lapor GA intelien bahwa pesawat Gloster Javelin tsb mendarat di pangkalan Kuching dengan 1 rudal Firestrealknya tidak ada lagi tempatnya di sayap. Seluruh awak pesawat dinyatakan gugur dan Jasadnya Tidak Ditemukan. Termasuk juga Kapten (Pnb) Alboin Hutabarat Co-pilot pesawat.
Sebagai tanda kehormatan atas jasa Alboin Hutabarat, namanya kini ditabalkan menjadi nama ruas jalan di kota Padangsidimpuan kampung halamannya. Jalan tersebut terbentang dari simpang Kampung Jawa. Untuk mengenang jasa beliau yang gugur dalam perjuangannya mengemban tugas negara maka di kediaman beliau yang terletak di Desa Aek Horsik, Padangsidimpuan, pada tahun 2007, dibuatkan sebuah prasasti & monumen yang langsung diresmikan oleh Walikota Padangsidimpuan ketika itu, Drs. Zulkarnaen Nasution.

4 komentar untuk "Alboin Hutabarat; Penerbang Asal Padang Sidempuan Yang Hilang Dalam Misi Dwikora"

  1. Aku tinggal di desa aek horsik jln mayor penerbang Alboin Hutabarat dan Guru saya yang bernama Dohar parasian Hutabarat adalah keponakan dari mayor penerbang Alboin Hutabarat

    BalasHapus
  2. Turut bangga salah satu pejuang Dwikora Alboin hutabarat,berasal dari Huta kami Aek horsik wek 6 ,Bravo

    BalasHapus
  3. Saya tinggal di gang dame jalan mayor penerbang alboin hutabarat setiap lewat dari depan rumah nya saya selalu melihat ke rumah nya , dalam hati saya bangga sekali saya punya pahlawan satu kampung, ALFATIHA semoga surga tempat mu pahlawan kami, AMIN YA RABB

    BalasHapus